Mendengar kata kolesterol, orang cenderung mengidentikkannya sebagai hal yang membahayakan kesehatan. Anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar. Faktanya kolestrol terbagi 2 macam yaitu kolesterol baik dan kolesterol jahat.
Dilansir dari Mayo Clinic, kolesterol merupakan lipid atau lemak yang diproduksi sel-sel hati dan sel tubuh lainnya yang ditemukan di semua sel dan memiliki beberapa fungsi yang berguna, termasuk membantu membangun sel-sel tubuh Anda. Kolestrol dibawa melalui aliran darah Anda yang melekat pada protein. Protein ini disebut lipoprotein yang membawa kolestrol ke seluruh tubuh. Lipoprotein ini terbagi dua jenis yaitu LDL (low-density lipoprotein) dan HDL (high-density lipoprotein).
LDL (low-density lipoprotein), juga disebut sebagai kolesterol jahat yang membentuk sebagian besar kolesterol dalam tubuh. Kadar kolesterol LDL yang tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
LDL yang tinggi pada akhirnya dapat menumpuk di dalam dinding pembuluh darah dan mempersempit salurannya, sehingga menjadi penyebab utama penyempitan pembuluh darah. Terkadang gumpalan dapat terbentuk dan tersangkut di ruang yang menyempit, menyebabkan serangan jantung atau stroke. Inilah sebabnya mengapa kolesterol LDL sering disebut sebagai kolesterol jahat.
Dikutip dari laman Universitas Harapan Bangsa, tubuh dapat mentoleransi jadar kolestrol jahat kurang dari 100 miligram. Jumlah LDL 100-129 mg/dL dapat dikatakan sebagai ambang batas toleransi. Jumlah LDL 130-159 mg/dL menunjukkan telah memasuki ambang batas tinggi dan jika jumlahnya telah mencapai 160-189 mg/dL sudah masuk level tinggi. Sedangkan jumlah LDL 190 mg/dL ke atas sudah berada pada level sangat tinggi.
Jumlah kolesterol jahat yang melebihi batas normal dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti penyakit jantung, stroke serta penyakit pembuluh darah lainnya.
Sedangkan, HDL (high-density lipoprotein), disebut sebagai kolesterol baik. HDL ini membantu menyerap kolesterol dan membawanya kembali ke hati, kemudian di pecah. Hati kemudian mengeluarkannya dari tubuh. Kadar kolesterol HDL yang tinggi dapat menurunkan risiko penyakit jantung dan stroke.
Tingkat HDL minimal 60 mg/dL atau lebih dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung. Sebaliknya, tingkat HDL kurang dari 40 mg/dL justru menaikkan risiko penyakit jantung. Jadi semakin tinggi tingkat kolesterol baik, maka akan semakin baik untuk kesehatan.
Sampai batas tertentu, orang yang secara alami memiliki kadar kolesterol HDL yang lebih tinggi memiliki risiko lebih rendah terkena serangan jantung dan stroke. Anehnya, jika tubuh dengan kadar HDL, yang sangat tinggi di atas 100 mg/dL tampaknya berisiko lebih tinggi terkena penyakit jantung. Hal ini mungkin disebabkan oleh faktor genetik.
Jika Anda memiliki kadar kolesterol LDL tinggi dan kolesterol HDL rendah, dokter Anda mungkin akan fokus untuk menurunkan kolesterol LDL terlebih dahulu. Obat-obatan yang dikenal sebagai statin, seperti atorvastatin (Lipitor) dan simvastatin (Zocor) adalah pengobatan yang paling umum untuk kolesterol LDL tinggi.
Perubahan gaya hidup yang diketahui dapat meningkatkan HDL, seperti lebih banyak bergerak, berhenti merokok atau memperbaiki pola makan, telah terbukti menurunkan risiko serangan jantung. Namun, obat-obatan yang secara khusus meningkatkan kadar HDL tidak dapat mengurangi tingkat serangan jantung.
Perlu diketahui, obat-obatan yang mengandung testosteron dan steroid anabolik lainnya dapat menurunkan kadar kolesterol HDL Anda. Menghindari obat-obatan ini dapat membantu meningkatkan angka HDL Anda.
WILDA HASANAH